Dengan dimulainya tahun 2014, memiliki makna yang yang mendalam bagi Ditjen Perikanan Budidaya. Oleh karena tahun 2014 adalah tahun terakhir dalam proses pencapaian target produksi dengan kenaikan sebesar 353 persen. Menatap lima tahun ke depan Ditjen Perikanan Budidaya sangat optimistis dengan prospek perikanan budidaya selama lima tahun ke depan. Demikianlah hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Perikanan Budidaya dalam penyusunan sasaran target produksi perikanan budidaya di Bogor, Jawa Barat.

Dalam pertemuan tersebut Dirjen Perikanan Budidaya menyampaikan rasa optimisme menyongsong prospek perikanan budidaya ke depan. Rasa optimisme tersebut didasari masih luasnya potensi lahan perikanan budidaya di Indonesia, pasar yang sangat potensial, banyaknya komoditas yang dapat dibudidayakan, dan tersedianya teknlogi.
Potensi lahan Indonesia memang masih sangat potensial untuk dikembangkan. Berdasarkan data statistik perikanan budidaya tingkat pemanfaatan lahan pada tahun 2012 hanya sebesar 6,33 persen. Budidaya di laut dan di perairan umum yang tingkat pemanfaatannya masih sangat rendah yakni dikisaran angka 1 persen.  Sementara budidaya lain tingkat pemanfaatannya juga tidak terlalu besar. Bahkan budidaya kolam dan tambak yang sangat berkembang tingkat pemanfaatannya masih jauh di bawah 50 persen,
seperti tergambar pada tabel berikut :

Tabel Potensi Lahan Budidaya dan Tingkat Pemanfaatannya, 2012
No.
Jenis Budidaya
Potensi (Ha)
Luas Lahan di gunakan (Ha)
Tingkat Pemanfaatan (%)
No.
1
Laut
                12,545,072
                      176,930
                             1.41
1
2
Tambak
                  2,963,717
                      657,346
                          22.18
2
3
Kolam
                      541,100
                      131,776
                          24.35
3
4
Perairan Umum
                      158,125
                          1,798
                             1.14
4
5
Minapadi
                  1,536,289
                      156,193
                          10.17
5


                17,744,303
                  1,124,043
                             6.33
                17,744,303

sumber : Ditjen Perikanan Budidaya

Oleh karena itu, dengan merujuk data di atas maka pengembangan perikanan budidaya akan lebih tepat bila diarahkan pada pemanfaatan lahan-lahan budidaya yang masih sangat rendah dan memiliki potensi untuk dikembangkan. Menurut Direktur Produksi pengembangan perikanan budidaya sangat tepat jika pengembangannya diarahkan ke budidaya yang pengembangan lahan budidayanya masih sangat luas seperti Karamba Jaring Apung di laut dan perairan umum. Selain itu, usaha budidaya minapadi juga cukup menjanjikan untuk dikembangkan. potensi budidaya minapadi sangat besar dan ini sejalan dengan program perikanan budidaya yang akan mengembangkan budidaya minapadi dengan lebih besar lagi di tahun-tahun mendatang.
Prospek cerah perikanan budidaya juga ditunjang dengan fakta bahwa ikan merupakan andalan dalam memasok ketahanan pangan nasional. Perikanan budidaya yang dapat dikembangkan dengan lebih besar serta ditopang dengan data bahwa ikan merupakan makanan yang sehat dan menyehatkan maka tidak salah jika ke depan perikanan utamanya budidaya akan menjadi ujung tombak dalam menopang ketahanan pangan nasional. Dengan mudahnya dan banyak komoditas yang dapat dikembangkan oleh perikanan budidaya menjadikan ikan dapat diproduksi dengan cepat dan dalam jumlah yang besar. Data statistik perikanan budidaya menunjukan bahwa selama lima tahun terakhir produksi ikan dari budidaya meningkat cukup besar setiap tahunnya. Ambisi besar perikanan budidaya yang dulu diragukan, kini mulai terbukti hasilnya. Bahkan beberapa komoditas melampaui target produksinya.

Tabel Angka Konsumsi Ikan, 2008 – 2012

RINCIAN   -  ITEM
TAHUN





Kenaikan rata-rata







Increasing average (%)

2008
2009
2010
2011
2012

2008-2012
2011-2012
Penyediaan Ikan untuk Konsumsi - Fish Supply for Consumption






Total - Total (1000 Ton)

                 7,072
                 7,754
                 9,119
              10,282

2008-2012
2011-2012
Per Kapita - Per Capita (Kg/Kap/Th)
                       31
                       34
                       38
                       42
                     46



Konsumsi Ikan






13.18
12.71
Per Kapita - Per Capita (Kg/Kap/Th)

28.00
29.08
30.48
  32.25

10.63
10.39
sumber : Pusdatin KKP

Angka konsumsi ikan selama lima tahun terakhir terus naik. Hal ini menunjukkan bahwa ikan menjadi salah satu konsumsi masyarakat yang minati dan minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan semakin besar seiring dengan bertambahnya tahun. Dengan berbagai program yang dicanangkan untuk meningkatkan angka konsumsi ikan diharapkan masyarakat semakin banyak yang mengkonsumsi ikan sebagai makanannya.

Terus meningkatnya angka konsumsi ikan ini menjadikan perikanan budidaya optimis dengan program peningkatan produksinya selama lima tahun kedepan. Apalagi ke depan perikanan menjadi salah satu kekuatan dari ketahanan pangan nasional.

Tabel Proyeksi Konsumsi Ikan, 2015 – 2019

URAIAN
Perkiraan
Target
Rencana




2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Konsumsi (Kg/Kap)
                 35.62
                 38.00
                 40.01
                 42.12
                 44.35
                46.69
                49.16
Jumlah penduduk (org)
    248,422,956
    252,124,458
    255,881,112
    259,693,741
    263,563,178
   267,490,269
   271,475,874
Jumlah kebutuhan ikan utk konsumsi (ton)
         8,848,826
         9,580,729
       10,237,377
       10,939,030
       11,688,774
     12,489,904
     13,345,941
Volume ekspor (selain RL) (ton)
         1,063,079
         1,506,743
         1,671,557
         1,854,401
         2,057,244
       2,282,275
       2,531,922
Kebutuhan bahan baku utk ekspor dgn asumsi rend. 60%  (ton)
         1,771,798
         2,511,238
         2,785,929
         3,090,668
         3,428,740
       3,803,792
       4,219,870








Impor untuk konsumsi dengan asumsi 30% impor untuk konsumsi
             140,215
             133,265
             155,782
             182,104
             212,872
           248,840
           290,884
sumber : Ditjen P2HP KKP


Merujuk pada tabel di atas maka tergambar bahwa angka konsumsi ikan diprediksi akan terus naik. Selain itu, jumlah penduduk pun diproyeksikan akan terus bertambah. Dua hal ini menunjukkan bahwa pasar ikan konsumsi di dalam negeri sangat potensial dan membutuhkan ikan yang cukup besar setiap tahunnya. Pada tabel di atas tergambar bahwa kebutuhan ikan untuk konsumsi dalam negeri terus meningkat dan cukup besar. Dengan telah optimalnya perikanan tangkap maka perikanan budidaya menjadi tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan ikan di dalam negeri.
Pasar ikan konsumsi tidak hanya di dalam negeri. Beberapa komoditas terutama ikan laut dan payau pasarnya adalah luar negeri. Proyeksi Ditjen P2HP Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa pasar ekspor sangat potensial dan akan terus naik seiring dengan petumbuhan penduduk dunia. Beberapa komoditas ekspor kini mulai dikembangkan untuk konsumsi dalam negeri sehingga produksi komoditas laut dan payau tidak hanya bergantung pada kondisi pasar luar negeri namun juga di dukung dengan pasar dalam negeri.
Rasa optimisme perikanan budidaya dalam menyongsong lima tahun ke depan didukung pula oleh banyaknya komoditas perikanan yang kini sudah dapat dibudidayakan. Dengan semakin banyaknya komoditas yang dapat dibudidayakan tentu masyarakat dapat memilih jenis ikan apa yang akan dibudidayakan sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan lingkungannya.
Pada budidaya air tawar, kini tidak hanya ikan mas, nila, gurame, lele dan patin saja yang dapat dibudidayakan dan berkembang. Terdapat pula ikan belut, yang kini dapat dibudidayakan dan mulai dikembangkan di beberapa daerah. kemudian ikan betok yang dikembangkan oleh provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan yang juga merupakan ikan spesifik lokal. Sementara Toman dan gabus yang juga merupakan ikan asli Kalimantan juga sangat baik perkembangannya di sana. Udang galah kini mulai digalakkan pengembangannya di budidaya minapadi. Masih banyak lagi ikan air tawar yang dikembangkan.
Komoditas lain yang dulu dikembangkan di air payau kini sebagian dapat dikembangkan di air tawar. Bandeng dan udang vaname adalah dua contoh komoditas yang dapat dikembangkan di air tawar. Kedua komoditas ini mulai dikembangkan di provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Berdasarkan laporan kedua provinsi tersebut produksi cukup besar.
Pada budidaya air payau, banyak pula komoditas yang dikembangkan dan sangat disukai oleh pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain udang dan bandeng, terdapat beberapa komoditas yang dapat dibudidayakan di air payau seperti rajungan, kepiting, ikan nila, kerapu dan kakap. Rajungan ke depannya akan dikembangkan dan menjadi salah komoditas yang akan digenjot produksinya. Ikan nila yang selama ini menjadi  andalan ikan air tawar juga meupakan ikan yang cukup besar produksinya selama ini sehingga ikan nila juga akan digenjot produksinya melalui budidaya di air payau. Sementara kerapu, selain dapat dikembangkan di KJA laut juga dapat dikembangkan di tambak. Salah satu daerah yang mengembangkan ikan kerapu di tambak adalah provinsi Aceh.
Kemudian di budidaya laut, terdapat ikan bawal bintang, beronang dan cobia yang kini perkembangannya cukup baik. Ikan bawal bintang dan cobia telah dibudidayakan terutama bawal bintang telah dibudidayakan oleh perusahaan. Dengan masih terbuka luas potensi budidaya di laut maka ke depan pengembangan budidaya di laut dengan sistem Karamba Jaring akan terus digalakkan.
Faktor teknologi budidaya yang telah dikuasai juga menjadikan salah satu hal yang membuat Ditjen Perikanan Budidaya mantap menatap lima tahun ke depan. Terdapat 14 balai di bawah Ditjen Perikanan Budiaya yang siap memberikan teknik budidaya kepada pembudidaya di lapangan dan akan terus melakukan pengembangan teknik budidaya yang dapat diaplikasikan ke masyarakat perikanan budidaya.
Selain, beberapa hal tersebut di atas, hal lain yang membuat optimis menyongsong lima tahun ke depan adalah ketersediaan benih, ketersediaan pakan dan berkembangkan produk-produk olahan hasil dari budidaya. Masalah benih, tidak akan menjadi kendala ketika produksi perikanan budidaya akan dinaikkan produksinya. Balai-balai yang memproduksi benih siap untuk memasok benih yang selama ini menjadi komoditas andalan budidaya dan juga benih-benih untuk komoditas baru. Baik UPT pusat maupun daerah siap untuk memasok permintaan benih dari pembudidaya. Ketersediaan pakan juga siap dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan pakan. Selain itu, pakan-pakan mandiri juga dapat digalakkan untuk menunjang proses kegiatan budidaya. Satu hal lagi, bahwa kini juga sudah banyak berkembang produk-produk olahan dari ikan hasil budidaya. Dengan adanya produk olahan ini tentu menambah nilai tambah bagi produk perikanan dan membuka peluang pasar lain selain pasar ikan segar dan beku.
Berhasil tidaknya peningkatan produksi perikanan budidaya dengan cukup besar tidak dapat dilakukan hanya oleh Ditjen Perikanan budidaya namun juga memerlukan keterlibatan seluruh stakeholder perikanan budidaya. Oleh karenanya kerjasama dengan kementerian terkait, pihak swasta, Badan dan Lembaga Kemasyarakatan mutlak diperlukan agar turut serta dan bersama-sama dalam pengembangan perikanan budidaya. Selain itu, dari internal Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri juga harus solid dan bersama-sama dalam memajukan perikanan ke depannya.

Sumber: Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya


 
Top