penyakit ikan Bacterial Fin/Tail Rot/Pseudomoniasis
Penyebab : Pseudomonas spp.
BioEkologi Patogen :
• Merupakan bakteri gram negatif dan non-spora. Bakteri ini bersifat aerobik. dengan ukuran 3 um x 0,5 um, motil, memproduksi pigmen fluorescent. dan berkembang biak di tanah dan air.
• Berbahaya terutama pada ikan air
tawar (meskipun juga dapat menyerang ikan laut dan payau) serta dapat berakibat kematian yang tinggi karena penyakit ini menular dalam waktu cepat bila kondisi perairan memungkinkan.
• Penularan serta penyebaran penyakit melalui kontak langsung dengan ikan yang sakit atau dengan lingkungan yang tercemar.
• Serangannya bisa terjadi kalau ikan rentan atau lemah akibat lapar. pakan tidak cocok. dingin, atau kondisi air tidak balk.
Gejala Klinis
• Ikan lemah bergerak lambat. bernafas megap-megap di permukaan air.
• Warna insang pucat dan warna tubuh berubah gelap.
• Terdapat bercak-bercak merah pada bagian luar tubuhnya dan kerusakan pada sirip, insang dan kulit
• mula-mula lendir berlebihan, kemudian timbul perdarahan
•sirip dan ekor rontok (membusuk)
• perdarahan. perut ikan menjadi kembung yang dikenal dengan dropsy.
Diagnosa :
• isolasi dan identifikasi bakteri melalui uji bio-kimia.
Pengendalian :
• Menghindari terjadinya stress (fisik, kimia, biologi)
• Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru
• Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan, lingkungan dan patogen)
• Kurangi pemberian pakan dan jumlah ikan dalam kolam
• Perendaman dalam larutan PK 20 ppm selama 30 menit.
• Ikan lemah bergerak lambat. bernafas megap-megap di permukaan air.
• Warna insang pucat dan warna tubuh berubah gelap.
• Terdapat bercak-bercak merah pada bagian luar tubuhnya dan kerusakan pada sirip, insang dan kulit
• mula-mula lendir berlebihan, kemudian timbul perdarahan
•sirip dan ekor rontok (membusuk)
• perdarahan. perut ikan menjadi kembung yang dikenal dengan dropsy.
Diagnosa :
• isolasi dan identifikasi bakteri melalui uji bio-kimia.
Pengendalian :
• Menghindari terjadinya stress (fisik, kimia, biologi)
• Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru
• Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan, lingkungan dan patogen)
• Kurangi pemberian pakan dan jumlah ikan dalam kolam
• Perendaman dalam larutan PK 20 ppm selama 30 menit.
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Direktorat Kesehatan ikan dan Lingkungan