Penyakit Dekil (Fouling Disease)
Penyakit Dekil (Fouling Disease)
Penyebab : Zoothamnium spp., Epistylis spp., Vorticella spp.,. Acineta spp.
Penyebab : Zoothamnium spp., Epistylis spp., Vorticella spp.,. Acineta spp.
Bio — Ekologi Patogen
• Umumnya disebabkan oleh mikroorganisme dari kelompok
Protozoa, meskipun sering pula berasosiasi dengan algae
seperti Nitzschia spp., Amphiprora spp., Navicula spp.,
Enteromorpha spp., dll.
Protozoa, meskipun sering pula berasosiasi dengan algae
seperti Nitzschia spp., Amphiprora spp., Navicula spp.,
Enteromorpha spp., dll.
• Kompleks infeksi mikroorganisme tersebut akan mengganggu pergerakan udang terutama larva, kesulitan makan, berenang, serta proses molting karena organ insang dan/atau seluruh tubuh dipenuhi organisme penempel.
• Faktor pemicu terjadinya ledakan penyakit antara lain, kepadatan tinggi, malnutrisi, kadar bahan organik yang tinggi, dan fluktuasi parameter kualitas air terutama suhu
Gejala Klinis :
• Berenang ke permukaan air dan tubuhnya berwarna buram/kotor
• Insang yang terinfeksi berwarna kemerahan atau kecoklatan
• Lemah, kesulitan bernafas dan nafsu makan menurun, akhirnya mati
• Proses ganti kulit (moulting) terhambat, dan timbul peradangan pada kulit
Diagnosa :
• Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang timbul
• Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi organisme penempel melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.
Pengendalian:
• Desinfeksi wadah/petak pemeliharaan dan sumber air yang bebas mikroorganisme penempel)
• Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru
• Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan
vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
• Merangsang proses ganti kulit melalui memanipulasi parameter kualitas air yang yang merupakan faktor determinan
• Udang yang terserang "fouling disease" dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa jenis desinfektan, antara lain:
✓ Perendaman dalam larutan formalin pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih
• Faktor pemicu terjadinya ledakan penyakit antara lain, kepadatan tinggi, malnutrisi, kadar bahan organik yang tinggi, dan fluktuasi parameter kualitas air terutama suhu
Gejala Klinis :
• Berenang ke permukaan air dan tubuhnya berwarna buram/kotor
• Insang yang terinfeksi berwarna kemerahan atau kecoklatan
• Lemah, kesulitan bernafas dan nafsu makan menurun, akhirnya mati
• Proses ganti kulit (moulting) terhambat, dan timbul peradangan pada kulit
Diagnosa :
• Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang timbul
• Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi organisme penempel melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.
Pengendalian:
• Desinfeksi wadah/petak pemeliharaan dan sumber air yang bebas mikroorganisme penempel)
• Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru
• Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan
vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
• Merangsang proses ganti kulit melalui memanipulasi parameter kualitas air yang yang merupakan faktor determinan
• Udang yang terserang "fouling disease" dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa jenis desinfektan, antara lain:
✓ Perendaman dalam larutan formalin pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen. Perikanan Budidaya, 2010