Cara fisika, kimia, biologi, dan teknologi digunakan dalam rangka menghilangkan pencemar dalam air, sehingga air dapat digunakan kembali dan aman bagi lingkungan.
Instalasi pengolah limbah cair dikelompokkan menjadi dua tipe utama, yaitu tipe pengolah limbah secara biologis, dan pengolah limbah secara fisika-kimia. Cara biologis umumnya digunakan untuk mengolah limbah rumah tangga dan limbah idustri di kawasan perumahan.
Pada dasarnya pengolahan tersebut serupa dengan yang dilakukan oleh mikroba secara alamiah, namun dilakukan pada instalasi yang faktor lingkunganya, seperti suhu, pH, volume, dapat terkontrol, dan adanya usaha untuk meningkatkan efektivitas kerja bakteri, sehingga kecepatan pengolahan limbah secara sigifikan dapat ditingkatkan.
Pada dasarnya pengolahan tersebut serupa dengan yang dilakukan oleh mikroba secara alamiah, namun dilakukan pada instalasi yang faktor lingkunganya, seperti suhu, pH, volume, dapat terkontrol, dan adanya usaha untuk meningkatkan efektivitas kerja bakteri, sehingga kecepatan pengolahan limbah secara sigifikan dapat ditingkatkan.
Instalasi pengolah limbah secara kimia fisika pada umumnya digunakan untuk mengolah limbah industri secara langsung, untuk limbah industri yang mengandung jenis pencemar yang tak dapat dicerna oleh mikroorganisme. Bagi industri yang limbahnya dapat dicerna secara biologis, seperti industri pengolahan makanan, maka cara pengolahan biologis lebih tepat untuk digunakan. Dengan demikian pemilihan metode pengolahan limbah, apakah dengan cara biologi, fisika kimia, ataupun berkombinasi, sangat tergantung pada jenis limbah yang dihasilkan.
Proses pengolahan limbah secara fisik dilakukan untuk pencemar yang tersuspensi, dan bukan untuk pencemar terlarut. Caranya dapat berupa proses yang pasif, yaitu sekedar mengendapkan ataupun mengapungkan suspensi pencemar. Dapat pula ditambahkan dengan proses mekanik, misalnya dengan mengaduk limbah, sehingga partikel kecil dapat saling bertumbukan dan melekat satu dengan lainnya membentuk partikel berukuran lebih besar yang mempercepat pengendapat ataupun pengapungan. Cara tersebut disebut sebagai flokulasi. Zat kimia untuk mendorong terjadinya flokulasi juga dapat ditambahkan ke dalam cairan limbah. Untuk mempercepat pengapungan limbah, dapat ditambahkan pula larutan udara dengan tekanan yang menyebabkan terbentuknya gelembung kecil yang akan menempel pada partikel dan mempercepat pengapungan.
Pemrosesan limbah secara fisik juga dapat dilakukan dengan penyaringan menggunakan filter dengan berbagai ukuran. Selain itu dilakukan pula proses osmosis terbalik (reversed osmosis) melalui membran, dan cara adsorpsi menggunakan arang atau karbon aktif untuk menyaring zat kimia terlarut.
Adapun contoh pemrosesan limbah secara kimia bagi limbah industri antara lain dapat dilakukan dengan cara berikut.
- mengubah logam terlarut menjadi padatan dengan cara presipitasi menggunakan basa seperti sodium atau kalsium hidroksida. Dapat ditambahkan pula besi terlarut atau garam almunium atau koagulan organik seperti polielektrolit untuk membantu memflokulasi, mengendapkan, ataupun mengapungkan logam yang terlarut.
- Mengubah cianida yang sangat beracun, yang digunakan di pertambangan dan industri logam menjadi karbon dioksida dan nitrogen dengan cara mengoksidasikan dengan klorin.
- Menghancurkan racun kimia organik dengan cara oksidasi menggunakan ozone atau hidrogen peroksida, dengan ataupun tidak menggunakan katalis dan atau cahaya ultraviolet.
Keseluruhan proses pengolahan limbah yang menghilangkan pencemar dalam air tersebut biasanya dilakukan dalam suatu instalasi sebelum air dibuang ke alam ataupun digunakan kembali. Proses atau treatment tersebut biasanya bertingkat atau bertahap yang terdiri dari proses persiapan, pengolahan primer, pengolahan sekunder, dan pengolahan tersier.
Contoh Instalasi pengolah limbah cair
(http://ga.water.usgs.gov/edu/pictures/wastewaterplant.jpg)
Kembali ke Menu Pencemaran Air