Manusia diciptakan mempunyai tugas utama, yaitu sebagai kholifah di muka bumi, sebagaimana termaktub di dalam surat Albaqoroh ayat 30 yang artinya “ dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan suatu kholifah di muka bumi.” Keterangan mengenai kholifah, di dalam tafsir Al misbah juz 1 halaman 142, Imam Quraisy Sihab menjelaskan bahwa Kholifah pada mulanya berarti yang menggantikan atau yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya. Atas dasar ini, ada yang memahami kata kholifah di sini dalam arti yang menggantikan ketetapan-Nya, tetapi bukan karena Allah tidak mampu atau menjadikan manusia berkedudukan sebagai Tuhan, namun karena Allah bermaksud menguji manusia dan memberinya penghormatan.
Menurut Quraisy, betapapun, ayat ini menunjukkan bahwa kekhalifahan terdiri dari wewenang yang dianugerahkan Allah swt, makhluk yang diserahi tugas, yakni Adam as dan anak cucunya serta wilayah tempat bertugas yakni bumi yang terhampar ini. Demikian kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itu malaksanakan tugasnya sesuai dengan petunjuk Allah yang memberinya tugas dan wewenang. Oleh karena itu, kita dapat menggaris bawahi bahwa yang dimaksud kholifah ialah manusia, berarti manusia yang diserahi tugas melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk Allah yang memberinya wewenang.
Sedangkan berbicara mengenai petunjuk Allah SWT di dalam surat Al-A’raf ayat 56 Allah SWT berfirman :
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi , sesudah (Allah) memperbaikinya dan bedoalah kepada –Nya dengan rasa takut (tidak akan di terima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Dari kontek ayat di atas, jelaslah salah satu tugas manusia (kholifah) adalah menjaga alam semesta ini agar tetap stabil, dengan penuh rasa takut kepada Allah SWT.
Sedangkan mengenai Blue Economy, menurut Gunter Pauli ada 3 (tiga) esensi yang dapat kita cermati yaitu :
Pertama, Learning From Nature : Konsep Blue Economy mencontoh pada alam, bekerja sesuai dengan apa yang disediakan alam dengan efisien tanpa mengurangi tapi justru memperkaya alam (shifting from scarcity to abundance).
Kedua, The Logic of Ecosystems : dimana cara kerja ekosistem dijadikan model Blue Economy, yaitu seperti air mengalir dari gunung membawa nutrien dan energi untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan seluruh komponen eksistem (limbah dari sesuatu akan menjadi makanan bagi yang lain, limbah dari suatu proses menjadi bahan baku/sumber energi bagi yang lain), dan
Ketiga, Inspired by 100 Innovations : ada 100 inovasi ekonomi praktis yang mengilhami blue economy dengan prinsip mencontoh cara kerja ekosistem. Ekosistem selalu bekerja menuju tingkat efesiensi lebih tinggi untuk mengalirkan nutrien dan energi tanpa emisi dan limbah untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi semua kontributor.
Apabila kita sinergikan makna kholifah tersebut dengan kebijakan KKP yang saat ini sedang digalakkan yaitu Blue Economy, di mana Blue Economy ini merupakan salah satu cara untuk menjaga kesetabilan alam semesta agar ekosistemnya tetap terjaga, bersih, rapih, dan tidak tercemar, kemudian jika kita jelaskan melalui contoh populernya adalah bagaimana kegiatan usaha perikanan yang dikembangkan tidak lagi meninggalkan limbah, bahkan seluruh komponen dari hulu sampai hilir ada di satu tempat yang terintegrasi dengan baik, demikian pula, obyek usaha tersebut (komoditas) yang menjadi obyek bisa termanfaatkan seluruhnya tanpa ada sisa sedikitpun. Maka dapatlah dikatakan bahwa kebijakan tersebut cukup bersinergi. Oleh karena itu, ketika program yang telah dicanangkan itu sejalan dengan tuntunan agama, tinggal seberapa besar tingkat keseriusan serta ketulusan niat dari semua pihak yang terkait dalam menjalankan amanah tersebut, agar segala yang ia lakukan akan bernilai ibadah.
Sedangkan terkait dengan komoditas perikanannya, yang memang dimanfaatkan, maka ini sangat relevan dengan Alqur’an, yaitu surat Faathir ayat 12 Dan dari masing – masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing – masingnya kamu lihat kapal – kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia Nya dan supaya kamu bersyukur”.
sumber: Sinergitas Blue ekonomi dengan makna kholifah
http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/blue_economy/index.php/2014/03/sinergitas-blue-economy-dengan-makna-kholifah/